Filosofi dan Doa Di Balik Motif Batik Untuk Pernikahan

Masyarakat Jawa adalah masyarakat yang selalu berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial. Bahkan kesenian tradisional semacam jathilan, wayang, dan batik pun mempunyai nilai-nilai falsafat dan doa yang sangat kental.Apabila nilai-nilai ini dilanggar maka akan ada efek negatif yang timbul (anda boleh percaya boleh tidak).
Bagi, orang yang hendak melangsungkan pernikahan ada norma dan nilai yang harus dipatuhi. Misalnya sebelum 40 hari sepasang pengantin dilarang bepergian jauh, dilarang makan di tengah pintu, upacara pernikahan harus memakai batik motif ini dan itu. Semua itu mengandung nilai-nilai filosofifilosofo dan nilai agama.Nah, di bawah ini adalah motif-motif batik yang dipakai saat upacara pernikahan. Pada artikel saya sebelumnya sudah saya perlihatkan motif-motif batik yang dipakai oleh pengantin.

1.
Sido Mukti
Dalam bahasa Jawa, Sido berarti terus menerus atau menjadi, sedangkan Mukti berarti hidup berkecukupan dan kebahagiaan. Makna dari motif ini adalah harapan akan masa depan yang baik dan penuh kebahagiaan bagi kedua mempelai.

2. Sido Asih
Motif Sido Asih juga dipenuhi dengan harapan filosofis bagi kedua mempelai. Asih dalam bahasa Jawa berarti kasih sayang. Makna dari motif Sido Asih adalah harapan akan masa depan yang penuh kasih sayang.

3. Sido Mulyo
Sido Mulyo yang berarti kehidupan dalam kemuliaan.

4. Sido Luhur
Sido Luhur artinya senantiasa berbudi luhur. Konon motif sidoluhur dibuat khusus oleh Ki Ageng Henis, ayahanda Ki Ageng Pamanahan, pendiri desa Mataram, yang kemudian berkembang menjadi Kesultanan Mataram, untuk anak keturunannya. Harapannya agar si pemakai dapat berhati serta berpikir luhur sehingga dapat berguna bagi masyarakat banyak.
Menurut seorang pengamat budaya Jawa, Winarso Kalinggo, motif itu kemudian dimanifestasikan ke selembar kain (dicanting) oleh Nyi Ageng Henis. Nyi Ageng sendiri adalah seorang yang mempunyai kesaktian. Mitosnya, Nyi Ageng selalu megeng (menahan) nafas dalam mencanting sampai habisnya lilin dalam canting tersebut. Hal itu dimaksudkan agar konsentrasi terjaga dan seluruh doa dan harapan dapat tercurah secara penuh ke kain batik tersebut.

5. Ratu Ratih-Semen Rama
Ratu Ratih dan Semen Rama bukan merupakan batik kembar sepasang (sawitan), namun kedua motif ini biasa dipakai oleh pasangan pengantin sebagai perlambang kesetiaan seorang istri kepada suaminya.

6. Batik Truntum
Bagi kedua orangtua mempelai, juga terdapat motif khusus yang sarat harapan antara lain Truntum. Truntum bisa juga diartikan sebagai menuntun. Makna motif batik Truntum adalah menuntun kedua mempelai dalam memasuki lika-liku kehidupan berumah tangga.

7.Batik Sido Wirasat
Wirasat berarti nasehat. Dalam motif Sido Wirasat terdapat juga kombinasi motif truntum di dalamnya. Motif ini biasanya dipakai orangtua pengantin dan melambangkan orangtua yang akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumahtangga.

Yang perlu kita sadari bahwa batik warisan budaya dari nenek moyang yang harus kita jaga kelestariannya, jangan sampai batik yang merupakan identitas bangsa Indonesia di klaim negara lain. Bagi, teman-teman yang ingin melakukan pernikahan artikel ini saya persembahkan untuk kalian agar bisa menjadi referensi dan pengetahuan yang berguna bagi kalian.
Klik DI SINI untuk melihat motif Motif-motif Batik Untuk Pernikahan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Filosofi dan Doa Di Balik Motif Batik Untuk Pernikahan"

Posting Komentar